Beranda | Artikel
Amalku Buah dari Ilmu (Bag. 1)
Selasa, 13 Maret 2018

Bismillah

Kita semua menyadari bahwa ilmu sebagai sesuatu yang sangat mulia. Dalam agama kita, ilmu diibaratkan pondasi dalam menghamba kepada Allah. Banyak sekali ayat dan hadits yang menerangkan mulianya ilmu.

Diantaranya :

Pertama, Allah berfirman di dalam Al Quran

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللَّـهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

“Ketahuilah/ilmuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan/tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)

Pada ayat di atas, Allah Ta’ala perintahkan “mengilmui’’ terlebih dahulu, sebelum kemudian terjun ke ranah ibadah. Ini menunjukkan bahwa ilmu adalah pijakan, pondasi dan modal utama, dalam menghamba kepada Allah.

Ibadah yang disinggung pada ayat di atas adalah ibadah istighfar, yang dapat dimaknai pula seluruh ibadah hendaklah didahului ilmu.

Kedua, Ayat Al Quran dalam surah Ali Imran

شَهِدَ اللَّـهُ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)”  (QS. Ali Imran: 18)

Perhatikan ayat ini [orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu)], Allah menyandingkan persaksian-Nya dengan persaksian orang-orang berilmu serta para malaikat, akan keesaan-Nya. Sangatlah cukup kedudukan seperti ini sebagai bukti yang menyadarkan orang-orang beriman tentang mulianya ilmu.

Ketiga, Al Quran surah Az-Zumar

ِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِيالَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah,” Samakah antara orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu?!”” (QS. Az Zumar: 9)

Ayat ini bermakna istifham inkari, yang bermakna “Tentu tidak sama antara orang yang berilmu dengan yang tidak.

 

Keempat, Al Quran surah Al Mujadillah ayat 11.

يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّـهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِير

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Mujadillah: 11)

Kelima, Al Quran surah Al-Maidah ayat 4.

يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَمَا عَلَّمْتُم مِّنَ الْجَوَارِحِ مُكَلِّبِينَ تُعَلِّمُونَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَكُمُ اللَّـهُ فَكُلُوا مِمَّا أَمْسَكْنَ عَلَيْكُمْ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّـهِ عَلَيْهِ

“Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatih nya untuk berburu; kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu. Maka makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepaskannya).” (QS. Al Maidah: 4)

Bayangkan, anjing yang berilmu saja Allah muliakan dari yang tidak berilmu. Ayat di atas menerangkan kepada kita halalnya hewan buruan hasil tangkapan anjing yang terlatih dan disebut nama Allah saat melepasnya, hukumnya halal dimakan. Inilah bentuk mulianya anjing yang berilmu. Maka, jika binatang saja dapat mulia karena ilmu, lebih lagi manusia, sebagai makhluk Allah yang mulia dari hewan!

Keenam, hadis Ummu Salamah radhiyallahu’anha.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” [1]

Perhatikan permintaan pertama dalam doa yang rutin beliau Shalallahu’alaihi wa sallam di pembuka hari. Hal pertama yang beliau pinta adalah ilmu yang bermanfaat. Ini menunjukkan ilmu adalah modal untuk mendapatkan rizki yang halal dan baik, serta amal shalih yang diterima Allah.

Dan masih banyak lagi dalil yang menunjukkan kemuliaan ilmu. Anda bisa pelajari lebih dalam di sini : https://muslimah.or.id/7545-keutamaan-menuntut-ilmu.html

Atau di sini : https://muslim.or.id/438-keutamaan-ilmu-1.html

Namun…

Harus kita sadari Bersama bahwa, kemuliaan-kemuliaan ilmu di atas menjadi tak berarti, saat kita cacat dalam satu hal, yaitu amal. Iya, ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Pembawa ilmu tak akan menjadi mulia bila ilmu yang ia pelajari tak membuahkan amal.

Pada tulisan ini, anda akan mendapatkan beberapa point bukti yang menguatkan pesan ini, yaitu ilmu tak akan berbuah kemuliaan bila tak diamalkan….

Ikuti ulasan selanjutnya di “Amalku Buah dari Ilmu (Part 2) dan seterusnya. Hanya di situs favorit anda, muslim.or.id.

Washallahu wa sallam ’ala Nabiyyina Muhammad.

***

Rujukan : Tsamaroh Al-Ilmi Al-Amal, karya Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al-‘Abbad -hafidzohumallah ta’ala-.

 

Penulis : Ahmad Anshori, Lc
Artikel : Muslim.or.id

 

Catatan Kaki

[1] HR. Ibnu Majah, no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih

🔍 Jaga Pandangan, Hadits Tentang Niat Dan Ikhlas, Ruh Orang Meninggal Menurut Islam, Hadist Shahih, Ustadz Abdullah


Artikel asli: https://muslim.or.id/37206-amalku-buah-dari-ilmu-01.html